Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, tak jarang Anda akan menemukan banyak barang yang lekat dengan warna merah. Rasanya warna merah menjadi warna favorit orang Tionghoa. Mulai dari busana, amplop, hingga ornamen atau hiasan-hiasan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Beberapa obyek wisata pun dihiasi dengan lampion merah hingga lilin-lilin hingga ornamen atau bangunan bewarna merah.
Seorang peneliti dan budayawan Tionghoa, David Kwa beberapa waktu lalu pernah menjelaskan, warna merah sendiri memiliki makna kebahagiaan. Menurut dia, warna merah merupakan unsur dari “yang”. Warna merah yang juga warna panas, warna matahari, api diharapkan dapat memberikan suasana kebahagiaan.
Kemudian, warna merah ini juga menurut seseorang yang mempraktekan feng shui tradisional, selain memiliki makna kebahagian, warna merah kerap kali menjadi simbol dari kebaikan hati, kebenaran, dan ketulusan hati.
Bagi dia, bunyi karakter “merah” atau “hung” identik dengan karakter “makmur.” Oleh sebab itu, warna merah pun menjadi warna yang digemari oleh orang Tionghoa, terutama dalam merayakan Tahun Baru Imlek. Selain warna merah, warna lainnya yang akan ditemukan pada perayaan Tahun Baru Imlek adalah warna kuning dan emas. Sama halnya seperti warna merah, kedua warna tersebut juga dianggap lambang kemakmuran. Oleh sebab itu, warna kuning dan emas diharapkan bisa membawa aura positif.
Makna Pernak-Pernik Perayaan Imlek
Ternyata pemilihan pernak-pernik Imlek bukan tanpa sebab, ada makna yang terkandung di dalamnya, loh! Berikut Kiddles.id rangkum delapan pernak-pernik Imlek yang memiliki makna mendalam.
Daftar Isi
Lampion
Bukan rahasia lagi, jika lampion atau lentera merah menjadi pernak-pernik khas perayaan Imlek. Lampion menjadi simbol kebahagiaan dan harapan baru bagi masyarakat Tionghoa. Selain itu, lampion juga bermakna penerangan hidup agar memperoleh keberuntungan dan bisnis yang lancar. Lampion juga dipercaya dapat mengusir roh jahat dan menghalau nasib buruk yang datang dari luar.
Chunlian
Chunlian merupakan dekorasi Imlek berupa dua kertas merah panjang yang bertuliskan kaligrafi huruf Mandarin. Tulisan pada chunlian berisi doa-doa dengan makna yang baik dan harapan yang ingin dicapai di tahun yang baru. Biasanya chunlian mengandung kata-kata seperti xi, shun, chun atau cai yang berarti kebahagiaan, kesuksesan, dan kekayaan. Chunlian dipasang pada kedua sisi pintu rumah atau pintu masuk pusat perbelanjaan.
Hiasan Gantung
Hiasan gantung juga menjadi pernak-pernik Imlek yang tidak pernah dilewatkan saat menyambut Tahun Baru Cina. Hiasana gantung dapat bertuliskan kata fu dalam bahasa Mandarin, yang artinya kebahagiaan dan kebebasan. Ada pula hiasan gambar binatang seperti bebek Mandarin melambangkan cinta dan burung magpie yang menandakan keberuntungan. Tak hanya itu, ada pula gambar tumbuh-tumbuhan seperti pohon peony yang bermakna kekayaan, atau buah persik untuk umur yang panjang.
Lilin Merah
Lilin berwarna merah juga sering dibeli warga keturunan Tionghoa untuk merayakan Imlek. Lilin merah yang menyala diyakini dapat mengusir makhluk jahat dan menjadi penerang untuk menjalani kehidupan di tahun baru. Ukuran lilin merah juga beraneka ragam, dari kecil hingga raksasa. Lilin ini juga sering disumbangkan ke vihara. Lilin tersebut akan terus dinyalakan sampai Cap Go Meh atau 15 hari setelah perayaan Imlek.
Petasan
Petasan termasuk pernak-pernik imlek yang tak pernah ketinggalan untuk memeriahkan Tahun Baru Cina. Bunyi riuh dari petasan, dipercaya masyarakat Tionghoa dapat mengusir roh jahat dan mendatangkan dewa kekayaan. Zaman dahulu, petasan digunakan untuk mengusir hewan buas yang memangsa manusia, yang disebut nian shou. Petasan akan dibunyikan saat sebelum makan malam, menjelang pergantian tahun, pagi hari saat Imlek, dan saat festival lentera.
Angpau
Angpau juga menjadi pernak-pernik yang wajib disediakan saat perayaan Imlek. Biasanya angpau diberikan oleh pasangan yang sudah menikah kepada orang yang belum menikah dan anak-anak. Dalam budaya Tionghoa, jumlah uang yang dimasukkan dalam angpau sebaiknya berjumlah genap, bukan ganjil. Selain itu, nominal uang dalam angpau juga tidak boleh mengandung angka 4 karena dianggap tidak membawa keberuntungan.
Pohon Mei Hwa
Pohon Mei Hwa yang mirip seperti bunga sakura, merupakan hiasan yang sering dijumpai saat perayaan Imlek. Dalam bahasa Mandarin, mei artinya cantik, sedangkan hwa artinya bunga. Bunga yang berasal dari Tiongkok ini menjadi lambang pembawa harapan baru, kebahagiaan, dan keberuntungan. Bunga Mei Hwa selalu mekar menjelang musim semi bahkan saat salju masih ada, bertepatan dengan awal tahun baru atau Imlek.
Pohon Jeruk Mandarin
Pohon Jeruk Mandarin atau dikenal dengan sebutan Gam Gat See, paling sering ditemukan saat perayaan Imlek tiba. Warna oranye pada jeruk mandarin diibaratkan sebagai emas yang melambangkan keberuntungan dan energi yang positif. Bentuk jeruk mandarin yang bundar juga menjadi simbol kesempurnaan bagi masyarakat Tionghoa. Biasanya pohon jeruk mandarin dibeli dalam jumlah satu pasang, bukan satuan, hal ini sesuai dengan tradisi warga Tionghoa. Nah, itulah pernak-pernik imlek yang selalu menjadi tradisi masyarakat Tionghoa saat merayakan Tahun Baru Cina. Ternyata pernak-pernak tersebut ada maknanya, ya!