Sejarah Cap Go Meh
Perayaan Cap Go Meh atau Festival Lentera dapat ditelusuri hingga era Dinasti Han (206 SM hingga 220 M), ketika para biksu Buddha menyalakan lentera pada hari ke-15 tahun baru Imlek untuk menghormati Sang Buddha. Ritual tersebut kemudian diadopsi oleh masyarakat umum dan menyebar ke seluruh China dan bagian lain Asia.
Ada sebuah legenda, yang mengisahkan tentang asal mula festival tersebut. Dikisahkan, Kaisar Giok atau Jade Emperor (You Di) marah terhadap penduduk di sebuah kota karena membunuh angsa miliknya. Dia berencana untuk menghancurkan kota itu dengan dengan cara membakarnya. Akan tetapi rencana tersebut digagalkan oleh peri, yang menyarankan orang-orang untuk menyalakan lentera di seluruh kota pada hari ketika Kaisar Giok membakar kota itu. Kaisar Giok yang melihat cahaya berkobar dari lentera yang dipasang oleh penduduk, mengira bahwa kota itu telah dilalap api, sehingga dia membatalkan rencananya. Dengan demikian kota itu terhindar dari amukan Kaisar Giok, dan sebagai wujud rasa syukur, orang-orang terus memperingati momen tersebut setiap tahun dengan memasang lentera warna-warni di seluruh kota.
Tradisi Perayaan Cap Go Meh
Tradisi perayaan Cap Go Meh dilakukan dengan mengadakan parade dan arak-arakan di sepanjang, meski bervariasi antar satu daerah dengan daerah lain, namun ada beberapa tradisi yang dianggap sebagai inti dari perayaan Cap Go Meh, antara lain:
1. Menyalakan dan memasang lampion
Menyalakan lampion merupakan inti dari perayaan Cap Go Meh. Dengan memasang lampion, seseorang juga memanjatkan doa agar mendapat masa depan yang cerah, dan diberkahi dengan keberuntungan. Perempuan yang menginginkan anak, juga disarankan untuk berjalan di bawah lampion, sembari berdoa agar harapnnya itu dikabulkan.
2. Teka-teki lampion
Pemilik lampion akan menaruh teka-teki atau tebak-tebakan di secarik kertas, yang kemudian diletakkan di dalam lampion yang mereka gantung. Orang-orang kemudian mencoba menebak jawaban dari teka-teki itu. Jika mereka yakin jawabannya benar, mereka bisa menarik kertas berisi teka-teki dan membawanya ke pemilik lampion untuk memastikan jawaban mereka. Jika jawabannya benar, pemilik lampion akan memberikan bingkisan kecil sebagai hadiah.
3. Tarian barongsai
Barongsai adalah tarian tradisional Tiongkok, yang asal-usulnya bisa dilacak hingga ke era Tiga Kerajaan. Masyarakat dahulu percaya bahwa Barongsai atau singa, merupakan simbol dari keberanian dan kekuatan, serta bisa menghalau setan dan melindungi orang-orang juga ternak. Oleh karena itu, tarian Barongsai selalui dipertunjukkan di setiap acara penting, terutama Cap Go Meh, karena dipercaya bisa menghalau setan dan sebagai perwujudan doa agar mendapat keberuntungan serta keselamatan.